-->
2.1. Anatomi
dan Fisiologi
Gambar 1. Anatomi Sterno Clavicular Joint
Sterno Clavicular
Joint adalah sendi sinovial yang flexibel, yang menghubungkan klavikula atau
tulang selangka dengan sternum yang merupakan tulang besar di tengah dada. Sterno
clavicular joint terdiri dari dua tulang ditutupi dengan bahan yang disebut
tulang rawan artikular. Artikular tulang rawan adalah putih, bahan halus yang
menutupi ujung tulang pada sendi. Tulang rawan artikular memungkinkan
tulang-tulang menggesek secara bersamaan.
Hanya bagian kecil
dari sterno clavicular joint yang terhubung ke sternum. Hal ini membuat hubungan
agak tidak stabil. Namun, tambahan ligamen menghalangi sterno clavicular joint untuk
memberikan stabilitas lebih. Ligamen juga melekati tulang-tulang lainnya.
Ligamen di sekitar sterno
clavicular joint sangat kuat. Ligamen ini sangat efektif untuk mencegah
dislokasi. Empat jenis ligamen tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Ligamentum
disk intra-artikular, menempel pada tulang rusuk pertama dan membagi bersama
menjadi dua ruang terpisah. Ligamentum ini sangat tebal dan berserat.
2.
Ligamentum
costoclavicular, menempel di bawah klavikula ke rusuk pertama tepat di bawah.
Membantu menstabilkan sternum dan klavikula bersama selama gerakan tertentu.
Ligamentum ini pendek dan kuat
3.
Ligamentum
interclavicular, menyokong kedua ujung tulang klavikula dekat sterno clavicular
joint. Ini melewati bagian atas tulang dada, menghubungkan tulang klavikula yang
satu ke yang lain.
4.
Ligamentum
kapsuler memperkuat kapsul yang mengelilingi sterno clavicular joint.
Sebuah bagian dari klavikula disebut physis tidak berubah
menjadi tulang sampai sekitar 25 tahun. Physis ini adalah bagian dari tulang
rawan di dekat akhir klavikula.
2.2. Patologi
Patologi merupakan kelainan-kelainan atau penyakit-penyakit yang sering
terjadi pada manusia. Khususnya yang dibahas yaitu pada Sterno Clavicular Joint,
misalnya :
a.
Dislokasi
adalah terlepasnya atau bergesernya kepala sendi dari mangkuk sendi. Dislokasi
paling sering terjadi pada Sterno Clavicular Joint.
b.
Artritis
adalah radang sendi yang memberikan rasa sakit dan terkadang terjadi perubahan
posisi tulang. Artritis sering terjadi juga pada Sterno Clavicular Joint. Artritis
terbagi atas beberapa yaitu :
1.
Artritis
Infektif (bakterialis) yaitu disebabkan oleh proses peradangan yang sebenarnya.
2.
Artritis
Lyme yaitu disebabkab oleh spirochaeta yang baru diidentifikasi disebut
Borellia burgdorferi, yang ditularkan oleh kutu Ixodes Dammini.
3.
Osteoartritis
yaitu penyakit degeneratif dengan sedikit peradangan.
4.
Artritis
rhematoid adalah peradangan yang kronis sistemik, progresif dan lebih banyak
terjadi pada wanita pada usia 25-35 tahun.
c.
Ankilosis
adalah gangguan pada sendi yang menyebabkan sendi tidak dapat digerakkan di
mana ujung-ujung antar tulang serasa bersatu.
d.
Terkilir
atau keseleo adalah gangguan sendi akibat gerakan pada sendi yang tidak biasa,
dipaksakan atau bergerak secara tiba-tiba. Umumnya keseleo bisa menyebabkan
rasa yang sangat sakit dan bengkak pada bagian yang keseleo.
2.3. Teknik Posisi
a.
Proteksi Radiasi
Proteksi adalah cabang ilmu pengetahuan atau teknik yang mempelajari
tentang masalah kesehatan lingkungan yang berkaitan dengan pemberian bahaya
radiasi. Mempersiapkan proteksi radiasi untuk fasilitas pesawat sinar-X
tidaklah sederhana terutama rancangan ketebalan proteksi dan proteksi standar.
Tujuan proteksi adalah menekan serendah mungkin dosis radiasi yang
diterima oleh pasien, petugas roentgen, maupun masyarakat umum sehingga tidak
menimbulkan efek yang berbahaya bagi tubuh.
1.
Proteksi
radiasi terhadap pasien
-
Membatasi
luas lapangan penyinaran sesuai dengan objek yang diperiksa.
-
Daerah
pasien yang diperiksa harus bebas dari logam.
-
Penggunaan
faktor eksposi yang tepat.
-
Penggunaan
aprone untuk menutupi daerah yang
tidak diperiksa.
-
Jarak
focus ke kulit diatur sesuai dengan prosedur pemeriksaan.
-
Menghindari
pengulangan foto yang disebabkan oleh kesalahan petugas atau kesalahan lainnya.
2.
Proteksi
radiasi untuk Petugas Roentgen
-
Usahakan
jarak petugas dengan sumber sinar dibesarkan.
-
Sumber
sinar jangan diarahkan ke operator.
-
Petugas
tidak boleh memegang pasien selama penyinaran, walaupun ikut memegang pasien
harus memakai aprone, gonad shield (bagi
petugas laki-laki) dan sarung tangan
timbal.
3.
Proteksi
radiasi untuk masyarakat umum
Masyarakat umum yang dimaksud adalah keluarga pengantar pasien dan
masyarakat yang ada disekitarnya. Upaya proteksi yang dilakukan adalah dinding
ruang pemeriksaan dilapisi dengan timbal setebal 2,0 mm pb atau beton setebal
15 cm atau 20 cm, tidak mengarahkan sumber sinar ke arah masyarakat umum, pintu
pasien menuju kamar pemeriksaan harus tertutup selama pemeriksaan dan tidak
boleh pasien lain berada dalam ruang pemeriksaan pada saat penyinaran.
b.
Persiapan Alat dan Bahan
-
Pesawat
Rontgen
-
Kaset
dan Film ukuran 18 x 24 cm
-
Marker
R./L tergantung obyek yang akan diperiksa
-
Load
pembagi untuk melindungi bagian yang tidak di expose
-
Hanger
sesuai ukuran film yang dipakai
-
Sandbag
-
Alat
Prosessing
c.
Teknik Pemeriksaan
Ada beberapa teknik yang digunakan pada
pemeriksaan Sterno Clavicular Joint (SCJ) yaitu :
1.
Proyeksi PA (Postero Anterior)
·
PP : Pasien
prone di atas meja pameriksaan, MSP tubuh di tengah garis meja, bahu diatur
sama tinggi pada bidang transversal.
·
PO : Tempatkan
kedua lengan disamping tubuh dengan telapak tangan menghadap keatas, kepala
diputar kesamping dan tempatkan pipi menempel pada meja pemeriksaan. Tempatkan selevel
processus spinosus dari thoracal III ditengah-tengah kaset. Pasien menahan
napas pada waktu ekspos.
·
FFD : 90-100
cm
·
CR : Tegak
lurus dengan bidang film
·
CP : Selevel
atau menembus thoracal III
2.
Proyeksi PA Obliq (RAO atau LAO)
·
PP : Pasien
duduk atau prone diatas meja pemeriksaan
·
PO : MSP
tubuh diatur ditengah garis meja, bahu diatur sama tinggi pada bidang
transversal, tempatkan kedua lengan disamping tubuh dengan telapak tangan
menghadap keatas. Pasien diatur miring kearah sisi yang diperiksa 100-150,
agar vertebra tidak superposisi dengan Sterno Clavicular Joint. Tempatkan
selevel T2-T3 di tengah-tengah kaset.
·
FFD : 90-100
cm
·
CR : Tegak
lurus dengan bidang film
·
CP : Selevel
T2-T3 ± 3 inchi kearah distal dari vertebra prominens dan 2 inchi kearah
lateral dari MSP tubuh.
3.
Proyekai PA Obliq (Angulation Methode)
·
PP : Pasien
prone diatas meja pemeriksaan
·
PO : MSP
tubuh diatur ditengah garis meja, bahu diatur sama tinggi pada bidang
transversal, dan tempatkan kedua lengan disamping tubuh dengan telapak tangan
menghadap keatas. Kepala diputar kearah yang diperiksa, dan dagu pasien ditekan.
Tempatkan selevel SCJ ditengah-tengah kaset.
·
FFD : 90-100
cm
·
CR : 150
cranial
·
CP : Selevel
T1-T3 ± 3 inchi kearah distal dari vertebra prominens dan 1-2 inchi kearah
lateral dari MSP tubuh
4.
Proyeksi Axio Lateral (Kurzbauer Methode)
·
PP : Pasien
diatur lateral dengan sisi yang diperiksa dekat dengan film, pusatkan Sterno
Clavicular Joint di tengah kaset. Pinggul dan lutut pasien difleksikan.
·
PO : Lengan
dari sisi yang diperiksa menjauh dari tubuh, tempatkan lengan lainnya di sisi
tubuh dan memegang permukaan dorsal dari hip. Bahu di ekstensio untuk mencegah
superposisi dari dua persendian.
·
FFD : 90-100
cm
·
CR : 150
caudal
·
CP : Pada
Sterno Clavicular Joint
0 komentar:
Posting Komentar